March 29, 2013

ERD Kode Soal 7

Study Kasus


For each airplane we keep track of its identity, number of seats, and type. Its type is defined by the name, the maximum number of seats, and the company that produces it. Specific airplane types can land at specific airports. For each airport we need to know the name, the city, the state, and the code of it. Each flight has information about the airline, the number and the weekdays it operates. It also has fares, with code number, amount, and restrictions. A flight has several flight legs (a flight leg is for example Aalborg-Copenhagen, and Copenhagen-New York, when you are flying from Aalborg to New York via Copenhagen), from and to an airport, with scheduled departure and arrival time respectively. Each airplane is assigned to a leg instance, which is a particular occurrence of a flight leg on a particular date, while a leg is a non-stop portion of a flight. Each leg instance arrives to and departs from airport at specific arrival and departure times. Finally, for each leg instance we can make reservations of seats, based on the customer name and customer phone number.

March 17, 2013

PERBEDAAN KARYA ILMIAH, SEMI ILMIAH dan NON ILMIAH


I     Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah karya tulis yang memaparkan hasil penelitian yang disajikan dalam bahasa formal yang sistematis-metodis dan didukung dengan fakta sehingga dapat dipastikan kebenarannya demi memenuhi bidang keilmuan.

Ciri-ciri karya ilmiah:
1.       Sesuai dengan objek yang diteliti
2.       Bersifat metodis dan sistematis
3.       Menggunakan bahasa yang baku dan formal, dan bersifat lugas agak tidak menimbulkan makna ganda.

Macam-macam karya ilmiah:
a.       Karya ilmiah pendidikan
Digunakan untuk meresume pelajaran serta persyaratan mencapai gelar pendidikan.
1.       Paper (karya tulis)
2.       Pra skripsi
3.       Skripsi, yaitu karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain
4.       Thesis, yaitu karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi
5.       Disertasi, yaitu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis yang terinci

PENALARAN II


Penalaran Deduktif
                Penalaran Deduktif adalah metode penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum.
Pola: Umum ke khusus

Macam-macam penalaran deduktif:
a.       Silogisme
Adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Tersusun atas dua proporsi (pernyataan) dan sesuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian tiga buah pendapat, yang terdiri dari dua pendapat dan satu kesimpulan.
                Contoh:        Semua wanita itu cantik.       (P1)
Ervi adalah seorang wanita.  (P2)
Jadi, Ervi itu cantik.             (Konklusi)

                Silogisme terdiri atas 3 macam, yaitu:
i.                     Silogisme Katagorial
Adalah silogisme yang semua proporsinya merupakan katagorik. Proporsi yang mendukung silogisme disebut premis, yang dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat) dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek). Dan dihubungkan oleh term penengah (middle term).

ii.                   Silogisme Hipotesis
Adalah silogisme yang argument premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.

PENALARAN I


Penalaran adalah proses berfikir dari pengamatan apa  yang indra kita tangkap sehingga menghasilkan sejumlah konsep pemikiran dan pengertian.

Penalaran sendiri terdiri atas 2, yaitu:
1.       Penalaran Induktif
2.       Penalaran Deduktif

Penalaran dilakukan untuk menemukan suatu kebenaran.

Penalaran Induktif adalah metode yang digunakan dalam berfikir untuk menarik kesimpulan yang diukur dari hal-hal yang khusus ke umum.
Pola: Khusus ke Umum
Penalaran Induktif terdapat 3 macam, antaralain:
1.       Generalisasi
Generalisasi adalah penalaran induktif yang menarik kesimpulan secara umum berdasarkan jumlah data. Jumlah data disini harus cukup dan dapat mewakili untuk dikemukakan.
a.       Generalisasi sempurna: Penarikan subjek secara satu per satu sehingga menghasilkan kesimpulan.
Contoh:

b.      Generalisasi tidak sempurna: Penarikan dengan lencatan induktif atau sebagian subjek saja sehingga menghasilkan kesimpulan.