Akhir-akhir
ini saya semakin merasakan adanya perubahan pada diri saya. Kalau
diingat-ingat, mungkin ini berawal dari situasi kesendirian saya.
Saat dimana
teman-teman dekat saya mendapatkan lebih-banyak-spasi dari saya.
Saat dimana
salah satu orang yang pernah saya sayangi akhirnya pergi.
Semua yang terjadi adalah
situasi baru buat saya. Mengajarkan saya bagaimana menghadapi dan menyikapinya.
Awal terjadinya transisi, saya merasakan
...mental-breakdown.
Dapat
dikatakan bahwa saya adalah orang yang perasa, yang segala sesuatunya di
masukan ke hati. Dari tiap-tiap kejadian itu mengajarkan saya untuk lebih bisa
mengontrol segala emosi dari penyakit hati. Terkadang memang segala sesuatu
yang kita gundahkan, belum tentu benar terjadi. Semua bisa saja hanyalah
prasangka. Maka dari itu, hidup ini akan nyaman bila berprasangka baik.
Dari
situasi-situasi yang tidak nyaman itu, saya lebih meneguhkan hati untuk lebih
berani menjalankan segala sesuatunya tanpa berketergantungan orang lain. Saya
yang dulu adalah seorang Ervi yang pemalu dan penakut. Parah. Saya tidak berani
bertanya dan berpendapat tanpa adanya rasa ragu dan malu. Saat presentasi,
sering kali suara saya tidak terdengar, mata saya lebih banyak menunduk,
melihat teks, tidak berani menatap audien, walaupun itu mereka-mereka yang saya
hadapi adalah teman-teman sekelas saya, yang sudah hampir 3 tahun ini
bersama-sama menuntut ilmu di salah satu universitas di Depok. Saat ingin
melakukan sesuatu, saya selalu dirundung rasa malu, ragu dan banyak pertimbangan.
Semua itu sungguh menghambat saya. Namun, setelah banyak kejadian-kejadian
belakangan ini dalam hidup saya, saya mampu mengurangi kekurangan-kekurangan
saya itu. Merasa diri saya yang sekarang adalah diri saya yang lebih berani.
Bukan berarti kekurangan itu menghilang begitu saja ya, bertahap insyaallah.
Saya lebih membulatkan hati untuk menatap tegak dunia yang akan saya hadapi,
bukan tertunduk malu tanpa alasan yang jelas. Meyakinkan diri. Dengan kedua
kaki saya, saya mampu melakukan segalanya. Tanpa harus selalu ditemani.
Kini
saya lebih berani untuk bertanya atas inisiatif sendiri tanpa meminta
pertimbangan teman. Dan saya merasa perbendaharaan kata-kata saya lebih tertata
dan jelas dari pada sebelumnya. Saya merasa diri saya yang sekarang lebih kuat
dari pada diri saya yang dulu. Namun semua itu belum cukup, saya masih belum
sepenuhnya menang dari kelemahan saya itu.
Semua
yang terjadi pada diri saya, membentuk saya menjadi karakter yang cukup
berbeda. Mudah-mudahan kedepannya akan lebih positif. Tidak lepas rasa
terimakasih saya untuk orang-orang di sekeliling saya. Baik buruknya membuat
saya banyak belajar. Karenanya, saya merasakan jatuh dan bangkit yang menjadi
pengalaman berharga dan bekalku untuk dimasa depan kelak. Juga tak luput dari
dukungan keluarga, saudara, dan teman-teman dekat saya.
Terimakasih tak terhingga :)
XOXO,
0 COMMENTS:
Post a Comment