Penalaran adalah proses berfikir dari pengamatan apa yang indra kita tangkap sehingga menghasilkan
sejumlah konsep pemikiran dan pengertian.
Penalaran
sendiri terdiri atas 2, yaitu:
1.
Penalaran Induktif
2.
Penalaran Deduktif
Penalaran
dilakukan untuk menemukan suatu kebenaran.
Penalaran
Induktif adalah metode yang digunakan dalam berfikir untuk menarik kesimpulan
yang diukur dari hal-hal yang khusus ke umum.
Pola: Khusus
ke Umum
Penalaran
Induktif terdapat 3 macam, antaralain:
1.
Generalisasi
Generalisasi adalah penalaran induktif yang menarik kesimpulan
secara umum berdasarkan jumlah data. Jumlah data disini harus cukup dan dapat
mewakili untuk dikemukakan.
a.
Generalisasi sempurna:
Penarikan subjek secara satu per satu sehingga menghasilkan kesimpulan.
Contoh:
b.
Generalisasi tidak sempurna:
Penarikan dengan lencatan induktif atau sebagian subjek saja sehingga
menghasilkan kesimpulan.
Contoh:
Generalisasi disebut juga sebagai induksi tidak sempurna (lengkap).
Menurut Aristoteles bentuk induksi semacam ini harus didasarkan pada
pemeriksaan atas seluruh fakta yang berhubungan, namun hal tersebut jarang
dicapai. Karnanya, guna mencari jalan yang praktis kita dapat menentukan
generalisasi dengan 3 cara:
i.
Menambah jumlah kasus yang
diuji sehingga dapat menambah probabilitasnya. Lakukan dengan seksama dan
kritis untuk menentukan generalisasi
sudah mencapai probabilitas atau belum.
ii.
Melihat adakah sample yang
diselidiki cukup representative mewakili kelompok yang diperiksa.
iii.
Apabila ada kekecualian, apakah
juga diperhitungkan dan diperhatikan dalam membuat dan melancarkan generalisasi
2.
Analogi
Analogi Induktif adalah suatu cara berfikir
berdasarkan persamaan yang nyata dan terbukti dari kejadian khusus ke suatu
kejadian khusus lainnya. Kebenaran pada satu akan mewakili kebenaran dari yang
lainnya. Namun kita tidak dapat membuat kesimpulkan hanya berdasarkan persamaan
kebetulan dan perbandingan untuk sekadar penjelasan. Diperlukan suatu kesamaan
dari yang penting sehingga dapat disimpulkan serupa dalam beberapa
karakteristik.
Metode Analogi ini sering digunakan untuk meramalkan
kejadian, klasifikasi, dan menyikap kekeliruan.
3.
Sebab Akibat
Sebab akibat atau disebut juga hubungan kausalitas
merupakan sebab sampai kepada kesimpulan yang merupakan akibat atau sebaliknya.
Ada tiga jenis hubungan kausal, yaitu:
i.
Sebab-Akibat
Dimulai dengan mengemukakan fakta yang menjadi sebab dan kesimpulan
yang menjadi akibat.
Pola: Gagasan pokok => Akibat, Gagasan penjelas => Sebab.
ii.
Akibat-Sebab
Dimulai dengan fakta yang menjadi akibat, kemudian dari fakta itu
dianalisis untuk mencari sebabnya.
iii.
Sebab-Akibat-Akibat
Dimulai dari suatu sebab yang dapat menimbulkan serangkaian akibat.
Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua, seterusnya
hingga timbul rangkaian beberapa akibat.
Pada umumnya yang sering dipakai
adalah sebab-akibat dan akibat-sebab.
0 COMMENTS:
Post a Comment