A.
Pengertian Hipotesis
Setelah
peneliti mengadakan penelaahan yang mendalam terhadap berbagai sumber untuk
menentukan anggapan dasar, maka langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis.
Seperti yang sudah kita ketahui ketika melakukan penelitian kita bertujuan
untuk mengetahuisesuatu yang pada tingkat tertentu dipercaya sebagai sesuatu
yang benar. Ia bertitik tolak pada pertanyaan yang disusun dalam bentuk masalah
penelitian. Dan untuk menjawab pertanyaan itu disususn suatu jawaban sementara
yang kemudian dibuktikan melalui penelitian empiris, tetapi pernyataan itu
masih bersifat dugaaan dan pada tahap ini kita mengumoulkan data untukmenguji
hipotesis kita.
Agar
dapat mudah dipahami pengertian ini, perlu dikutipkan pendapat Prof. Suttisno
Hadi MA. Tentang pemecahan masalah. Seringkali peneliti tidak dapat memecahkan
Drs permasalahannya hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan
diselesaikan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mencari jawaban
melalui penelitian yang dilakukan.
Jawaban
terhadap permasalahan itu dibedakan atas dua hal sesuai dengan tarap
pencapainnya yaitu :
1.
Jawaban
permasalahn yang berupa kebenaran pada tarap teoritik, dicapai melalui membaca.
2.
Jawaban
permasalahan yang berupa kebenaran pada tarap praktek. Dicapai setelah
penelitian selesai, yaitu setelah pengolahan terhadap data.
3.
Sehubungan
dengan pembatasan pengertian diatas maka hipotesis dapat diartikan sebagai
suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti
melalui data yang terkumpul.
Hipotesis
(hypo = sebelim; yhesisi = pernyataan, pendapat) adalah suatu pernyataan yang
pada waktu diungkaokan belum diketahui kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk
diuji dalam kenyataan empiris. Hipotesis memungkinkan untuk menghubungkan teori
dengan pengamatan, atau pengamatan dengan teori. Hipotesis mengemukakan
pernyataan tentang harapan peneliti mengenai hubungan –hubungan antara
variable-variabel didalam persoalan. Dengan dmikian hipotesis ini memberikan
arah pada penelitian yang harus dilakuakn oleh peneliti.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa Hiotesis itu adalah jawaban sementara terhadap masalah
yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya
Dalam
metode hipotetik-deduktif, hipotesis sebaiknya falsifabel, berarti bahwa
mungkin bahwa itu bisa diperlihatkan bahwa itu adalah salah, biasanya oleh
pengamatan.
Hipotesis
ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap problema. Hipotesis
menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan
hipotesis tersebut. Dalam upayapembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan
sengaja menimbulkan/ menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut
percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut
teori.
Contoh
:
1.
Apabila
terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja
menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit
mendung, maka..) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat
kemudia hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan
ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka
hipotesisnya dinyatakan keliru.( Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi:
Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008. Hal.10)
Hipotesis merupakan kebenaran
sementara yang perlu diuji kebenarannya oleh karena itu hipotesis berfungsi
sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu teori.
Jika hipotesis sudah diuji dan
dibuktikan kebenaranya, maka hipotesis tersebut menjadi suatu teori. Jadi
sebuah hipotesis diturunkan dari suatu teori yang sudah ada, kemudian diuji
kebenarannya dan pada akhirnya memunculkan teori baru
Fungsi hipotesis menurut Menurut
Nasution ialah sbb:
·
Untuk
menguji kebenaran suatu teori,
·
Memberikan
gagasan baru untuk mengembangkan suatu teori dan
·
Memperluas
pengetahuan peneliti mengenai suatu gejala yang sedang dipelajari
Fungsi hipotesisi yang
seperti ini menurut Ary Donald adalah
1. Memberikan penjelasan
tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu
bidang.
2. Mengemukakan
pernyataan tentang hubungan dua konsep yang secara langsungdapat diuji dalam
peneltian.
3. Memberikan arah pada
penelitian
4. Memberi kerangka pada
penyusunan penelitian.
Supaya
fungsi itu dapat berjalan secara efektif, naka ada faktor-faktor yang harus
diperhatikan pada penyusunan hipotesis
1. Hipotesis disusun
dalam kalimay deklaratif yaitu kalimat tersebut bersifat positif dan tidak normative
2. Variabel yang
dinyatakan dalam hipotesis adalah variable yang operasional, dalam arti dapat diamati
dan diukur
3. Hipotesis menunjukan
hubungan antara variable-variabel.
B.
Ciri-Ciri / Karakteristik Hipotesis yang Baik
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara
yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Hal – hal tersebut diantaranya :
1) Hipotesis harus
mempunyai daya penjelas
2) Hipotesis harus
menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat
diuji
4) Hipotesis hendaknya
konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya
dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut
ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
-
Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variabel
Hipotesis
harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus
dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala
tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang
satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
-
Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis
harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat
dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
-
Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan
Hipotesis
tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam
beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus
berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu
pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus
sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh
karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian
sebelumnya.
-
Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu
hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat
deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam
menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis
tersebut.
C.
Kegunaan Hipotesis
Fungsi
Hipotesis. Fungsi atau kegunaan hipotesis yang disusun dalam suatu rencana
penelitian, setidaknya ada empat yaitu:
1.
Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta
memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
Untuk
dapat sampai pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai masalah pendidikan,
peneliti harus melangkah lebih jauh dari pada sekedar mengumpukan fakta yang
berserakan, untuk mencari generalisasi dan antar hubungan yang ada diantara
fakta-fakta tersebut. Antar hubungan dan generalisasi ini akan memberikan
gambaran pola, yang penting untuk memahami persoalan. Pola semacam ini tidaklah
menjadi jelas selama pengumpulan data dilakukan tanpa arah. Hipotesis yang
telah terencana dengan baik akan memberikan arah dan mengemukakan penjelasan.
Karena hipotesis tersebut dapat diuji dan divalidasi (pengujian kesahiannya)
melalui penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat mebantu kita untuk memperluas
pengetahuan.
2.
Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam
penelitian
Pertanyaan
tidak dapat diuji secara langsung. Penelitian memang dimulai dengan suatu
pertanyaan, akan tetapi hanya hubungan antara variabel yang akan dapat duji.
Misalnya, peneliti tidak akan menguji pertanyaan apakah komentar guru terhadap
pekerjaan murid menyebabkan peningkatan hasil belajar murid secara nyata“? akan
tetapi peneliti menguji hipotesis yang tersirat dalam pertanyaan tersebut
“komentar guru terhadap hasil pekerjaan murid, menyebabkan meningkatnya hasil
belajar murid secara nyata“ atau yang
lebih spesifik lagi “skor hasil belajar siswa yang menerima komentar guru atas
pekerjaan mereka sebelumnya akan lebih tinggi dari pada skor siswa yang tidak
menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya“. Selanjutnya peneliti,
dapat melanjutkan penelitiannya dengan meneliti hubngan antara kedua vatiabel
tersebut, yaitu komentar guru dan prestasi siswa.
3.
Hipotesis memberikan arah kepada penelitian
Hipotesis
merupakan tujuan khusus. Dengan demikian hipotesis juga menentukan sifat-sifat
data yang diperlukan untuk menguji pernyataan tersebut. Secara sangat
sederhana, hipotesis menunjukkan kepada para peneliti apa yang harus dilakukan.
Fakta yang harus dipilih dan diamati adalah fakta yang adahubungann nya dengan
pertanyaan tertentu. Hipotesislah yang mentukan relevansi fakta-fakta itu.
Hipotesis ini dapat memberikan dasar dalam pemilihan sampel serta prosedur
penelitian yang harus dipakai. Hipotesis jufga dapat menunjukkan analisis
satatistik yang diperlukan dan hubungannya yang harus menunjukkan analisis
statistik yang diperlukan agar ruang lingkup studi tersebut tetap terbatas,
dengan mencegahnya menjadi terlalu sarat.
Sebagi
contoh, lihatlah kembali hipotesis tentang, latihan pra sekolah bagi anak-anak
kelas satu yang mengalami hambatan kultural. Hipotesi ini menunjukkan metode penelitian
yang diperlukan serta sampel yang harus digunakan. Hipotesis inipun bahkan
menuntun peneliti kepada tes statistik yang mungkin diperlukan untuk
menganalisis data. Dari pernyataan hipotesis itu, jelas bahwa peneliti harus
melakukan eksperimen yang membandingkan hasil eblajr dikelas satu dari sampel
siswa yang mengalami hambatan kultural dan telah mengalami program pra sekolah
dengan sekelompok anak serupa yang tidak mengalami progaram pra sekolah. Setiap
perbedaan hasil belajar rata-rat kedua kelompok tersebut dapat dianalaisis
denga tes atai teknik analis variansi, agar dapat diketahui signifikansinya
menurut statistik.
4.
Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.
Akan
sangat memudahkan peneliti jika mengambil setiap hipotesis secara terpisah dan
menyatakan kesimpulan yang relevan dengan hipotesis tersebut. Artinya, peneliti
dapat menyusun bagian laporan tertulis ini diseputar jawaban-jawaban terhadap
hipotesis semula, sehingga membuat penyajian ini lebih berarti dan mudah
dibaca.
Penetapan
hipotesis dalam sebuah penelitian memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan
penelitian dan kerja penelitian.
2.
Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang
kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
3.
Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa
koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
4. Sebagai
panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.
Oleh
karena itu kualitas manfaat dari hipotesis tersebut akan sangat tergantung
pada:
1. Pengamatan yang tajam dari si peneliti
terhadap fakta-fakta yang ada.
2. Imajinasi dan pemikiran kreatif dari si
peneliti.
3. Kerangka analisa yang digunakan oleh si
peneliti.
D. Macam-macam Hipotesis
1.
Hipotesis Deskriptif
Hipotesis
deskriptif, merupakan dugaan terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel
walaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori.
Contoh
Hipotesis Deskriptif:
Permasalahan
Penelitian: Apakah penerimaan terhadap proses “perdamaian di Poso” mempunyai
perbedaan pada mereka yang berasal dari suatu lingkungan tertentu?
Assumsi:
1.
Tingkat pendidikan yang ditempuh seseorang memungkinkan keterbukaan untuk
menerima proses perdamaian.
2.
Nilai yang dianut seseorang merupakan dasar pengaruh bagi penerimaan proses
perdamaian.
3.
Tingkat informasi yang dimiliki seseorang dapat memberikan pandangan mengenai
suatu proses perdamaian.
Hipotesis
Umum:
Orang
yang berasal dari lingkungan sosial yang terbuka lebih mudah menerima proses
perdamaian.
Hipotesis
khusus:
1.
Orang dengan pendidikan yang tinggi relatif lebih mudah menerima proses
perdamaian.
2.
Orang yang berorientasi pada nilai-nilai yang moderen lebih menerima proses
perdamaian.
3.
Orang yang memiliki banyak informasi lebih mudah menerima proses perdamaian.
2.
Hipotesis Korelasional/hubungan
Hipotesis
korelasional adalah hipotesis yang berisi pernyataan tentang hubungan antara
dua atau lebih variabel. Jika pola hubungan antara dua atau lebih variabel
bersifat kausal (sebab-akibat) , maka hipotesisnya disebut hipotesis kausalitas
Contoh
Hipotesis Korelasional:
Permasalahan
Penelitian: Hal-hal yang berhubungan dengan tingkat Hasil Produksi suatu
Perusahaan.
Asumsi:
1.
Jumlah tenaga ahli dalam suatu perusahaan berhubungan dengan tingkat hasil
produksi
2.
Tenaga ahli akan sulit bekerja di bawah peraturan kerja yang ketat
3.
Peraturan kerja dalam perusahaan berhubungan dengan tingkat hasil produksi.
Hipotesis:
Semakin
besar jumlah tenaga ahli dalam suatu perusahaan, semakin rendah tingkat
keketatan peraturan kerja perusahaan, berhubungan dengan h menerima proses
perdamaian hasil produksi yang semakin meningkat.
Hipotesis
Korelasional terdiri dari hipotesis kausal dan korelasi
Hipotesis
Kausalitas
Contoh
Hipotesis Kausalitas:
Permasalahan
Penelitian: Mengapa timbul kecenderungan melakukan tindakan kriminal dalam
suatu lingkungan masyarakat.
Asumsi:
1.
Suatu lingkungan masyarakt mempunyai suatu daya absorbsi, yaitu daya serap atau
peredam terhadap suatu gejala sosial yang dapt menimbulkan goncangan
2.
Seseorang dapat merasa frustasi apabila merasa tersisihkan dari lingkungan masyarakatnya.
3.
Seseorang yang merasa frustasi lebih mudah dirangsang untuk cenderung melakukan
tindakan kriminal.
Hipotesis:
Untuk
mereka yang berada di lingkungan masyarakat yang sangat rendah daya
absorbsinyajika mereka merasa semakin tersisihkan dari lingkungan masyarakat,
maka mereka semakin mudah terangsang untuk cenderung melakukan tindakan
kriminal.
Hipotesis
korelasi
hipotesis
korelasi (correlational hypothesis), merupakan hipotesis yang mengatakan dua
variabel terjadi bersamaantanpa diketahui mana yang mempengaruhi yang lainnya.
Contoh:
-
HA : Terdapat hubungan positif antara besarnya kompensasi dan laba perusahaan.
3.
Hipotesis asosiasi
Pengukurana
asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam
statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua
variabel
Hipotesa
Kerja (Hk) dan Hipotesa Nol (Ho)
Hipotesa-hipotesa
yang dirumuskan oleh peneliti, baik yang bersifat deskriftif, relasional maupun
hipotesa kausalitas disebut hipotesa kerja (Hk). Supaya hipotesa kerja tersebut
dapat diuji secara statistik, maka diperlukan suatu hipotesa pembanding. Dalam
penelitian sosial hipotesa pembanding tersebut dibuat secara arbritrer yang
berbentuk hipotesa nol(Ho). Hipotesa nol (Ho) adalah formulasi/rumusan terbalik
dari hipotesa kerja (Effendi, 1989:43-45).
Contoh
Hipotesa Kerja (Hk):
1.
Tindakan agresif lebih tinggi pada kelompok masyarakat yang memiliki tingkat
kepadatan yang tinggi daripada yang memiliki tingkat kepadatan rendah.
2.
Bila persepsi tentang sikap kelompok panutan dikontrol, suami-isteri yang
memiliki pekerjaan berpenghasilan tetap, mempunyai persepsi yang rendah tentang
nilai ekonomis anak, dan karena itu cenderung untuk lebih menerima norma
keluarga kecil. Keduanya menyebabkan persepsi mereka yang tinggi tentang
manfaat penggunaan kontrasepsi moderen, sehingga niat serta penggunaan
kontrasepsi moderen mereka relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan
suami-isteri yang memiliki pekerjaan berpenghasilan tidak tetap.
Contoh
Hipotesa Nol (Ho):
1.
Tidak terdapat perbedaan tindakan agresif antara masyarakat yang memiliki
tingkat kepadatan yang tinggi dan masyarakat yang memiliki tingkat kepadatan
penduduk yang rendah.
2.
Bila persepsi tentang sikap kelompok panutan dikontrol, tidak ada perbedaan yang
signifikan antara pasangan yang memiliki pekerjaan berpenghasilan tetap dan
berpenghasilan tidak tetap dalam persepsi tentang nilai anak, norma keluarga
kecil, persepsi tentang manfaat kontrasepsi moderen, dan dalam niat menggunakan
serta perilaku kontrasepsi moderen.
Source :
0 COMMENTS:
Post a Comment